2
Analisis SWOT adalah suatu bentuk
analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara
sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang matang
untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangkan
panjang. Definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk analisa
situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran).
Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai faktor
masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu
hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa ini, bahwa analisa
SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang ditujukan untuk
menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib
yang mampu memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan yang sedang dihadapi.
SWOT
adalah singkatan dari:
·
S = Strength (kekuatan).
·
W = Weaknesses (kelemahan).
·
O = Opportunities (Peluang).
· T = Threats (hambatan).
Penjelasan mengenai 4 (empat)
komponen analisis SWOT, yaitu :
1.
Strenght (S) yaitu analisis kekuatan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Yang perlu
di lakukan di dalam analisis ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu
menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya.
Misalnya jika kekuatan perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka
keunggulan itu dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan
tingkat teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
2.
Weaknesses (W) yaitu analisi kelemahan, situasi ataupun kondisi yang merupakan
kelemahan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. Merupakan cara
menganalisis kelemahan di dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi yang
menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
3.
Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi atau kondisi yang merupakan
peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang
berkembang bagi organisasi dimasa depan. Cara ini adalah untuk mencari peluang
ataupun terobosan yang memungkinkan suatu perusahaan ataupun organisasi bisa
berkembang di masa yang akan depan atau masa yang akan datang.
4.
Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara menganalisis tantangan atau ancaman
yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi
berbagai macam faktor lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan
atau organisasi yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi,
ancaman tersebut akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan
baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Manfaat analsis SWOT
Metode analisis SWOT bisa dianggap
sebagai metode analisis yangg paling dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu
topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi yang berbeda. Hasil dari
analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan
kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil
mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan
benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau
tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan diatas tadi, analisis SWOT merupakan
instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan
sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu
perusahaan atau organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus
dihadapi.
Analisis
SWOT
Menurut
Kurtz (2008,45), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang
penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan
internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external. Menurut Kurtz
(2008,46), step dari SWOT analisis dapat dilihat pada gambar
Menurut
Pearce and Robinson (2003,134), analisis SWOT perlu dilakukan karena analisa
SWOT untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal
perusahaan. Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan
dan
peluang perusahaan dan meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana
ini mempunyai implikasi yang kuat untuk design strategi yang sukses.
Menurut
Wikipedia, analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari kekuatan/strengths,
kelemahan/weaknesses, kesempatan/opportunities, dan ancaman/threats) adalah
metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau
proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan
yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Menurut
Robert W.Duncan (2007, 142), menganalisa lingkungan internal dan eksternal
merupakan hal penting dalam proses perencanaan strategi. Faktor-faktor
lingkungan internal di dalam perusahaan biasanya dapat digolongkan sebagai
Strength (S) atau Weakness (W), dan lingkungan eksternal perusahaan dapat
diklasifikasikan sebagai Opportunities (O) atau Threat (T). Analisis lingkungan
strategi ini disebut sebagai analisis SWOT.
Menurut
Thompson (2008,97), analisa SWOT adalah simpel tetapi merupakan alat bantu yang
sangat kuat untuk memperbesar kapabilitas serta mengetahui ketidakefisienan
sumber daya perusahaan, kesempatan dari pasar dan ancaman eksternal untuk masa
depan agar lebih baik lagi.
Menurut
Fred David (1997,134), analisa SWOT adalah adalah metode perencanaan strategis
yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang
spesifik
dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Para
analisis SWOT memberikan informasi untuk membantu dalam hal mencocokan
perusahaan sumber daya dan kemampuan untuk menganalisa kompetitif lingkungan di
mana bidang perusahaan itu bergerak. Informasi tersebut dibuat berdasarkan
perumusan strategi dan seleksi.
1.
Kekuatan / Strength
Sebuah
kekuatan perusahaan adalah sumber daya dan kemampuan yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk mengembangkan competitive advantage. Contoh dari kekuatan
tersebut meliputi:
•
hak paten
•
nama merek yang kuat
•
reputasi yang baik dimata para pelanggan
•
keuntungan biaya operasional
•
akses eksklusif dalam sumber daya alam kelas tinggi
•
akses yang menguntungkan di jaringan distribusi
2.
Kelemahan / Weakness
Kelemahan
adalah sesuatu yang menyebabkan satu perusahaan kalah bersaing dengan
perusahaan lain. Dalam beberapa kasus, kelemahan bagi satu perusahaan mungkin
merupakan suatu kekuatan bagi perusahaan lainnya. Sebagai contoh, berikut ini
dapat dianggap sebagai Weakness:
•
kurangnya perlindungan hak paten
•
nama merek yang lemah
•
reputasi buruk di antara para pelanggan
•
struktur biaya tinggi
•
kurangnya akses sumber daya alam yang baik
•
kurangnya akses untuk saluran distribusi utama
3.
Peluang / Opportunities
Analisis
lingkungan eksternal dapat membuahkan peluang baru bagi sebuah perusahaan untuk
meraih keuntungan dan pertumbuhan. Beberapa contoh kesempatan tersebut adalah:
•
kebutuhan pelanggan yang tidak dipenuhi dipasar
•
kedatangan teknologi baru
•
pelonggaran peraturan
•
penghapusan hambatan perdagangan internasional
4.
Ancaman / Threat
Perubahan
dalam lingkungan eksternal juga dapat menghadirkan ancaman bagi perusahaan.
Beberapa contoh ancaman tersebut adalah:
•
perubahan selera konsumen dari produk-produk perusahaan
•
munculnya produk-produk pengganti
•
peraturan baru
•
peningkatan hambatan perdagangan
Sebuah
perusahaan tidak selalu harus mengejar peluang yang menguntungkan karena dengan
mengembangkan competitive advantage, ada kesempatan yang lebih baik untuk
meraih kesuksesan dengan cara mengidentifikasi sebuah kekuatan dan
kesempatan
mendatang. Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat mengatasi kelemahannya dengan
cara mempersiapkan diri untuk meraih kesempatan yang pasti.
Untuk
mengembangkan strategi yang mempertimbangkan profil SWOT,
SWOT
matriks (juga dikenal sebagai TOWS Matrix) ditunjukkan pada Gambar
Gambar.
SWOT / TOWS Matrix
•
S-O strategi : mengejar peluang yang sesuai dengan kekuatan perusahaan.
•
W-O strategi : mengatasi kelemahan untuk meraih peluang.
•
S-T Strategi : mengidentifikasi cara untuk perusahaan dapat menggunakan
kekuatan untuk mengurangi ancaman luar.
•
W-T strategi : membuat rencana pencegahan ancaman luar karena kelemahan dari
perusahaan.
Bauran
Pemasaran
Menurut
Kurtz (2008, 48), keputusan pemasaran dibagi menjadi empat strategi yaitu
produk, distribusi, promosi dan strategi harga. Ini merupakan pengertian dari
bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan bauran dari empat strategi elemen
yang memenuhi kebutuhan dan preferences dari pasar sasaran yang spesifik.
Keempat klasifikasi itu berguna untuk pembelajaran dan analisa, mengingat bahwa
bauran pemasaran merupakan kombinasi variable untuk meraih kesuksesan.
1.
Stretegi produk
Di
dalam pemasaran, kata produk berarti lebih dari barang, servis maupun ide.
Produk merupakan konsep merek yang dikaitkan dengan kepuasan semua konsumen
terhadap kebutuhan yang berelasi pada barang, servis, ataupun ide.
2.
Strategi distribusi
Pemasar
mengembangkan strategi distribusi agar konsumen dapat menemukan produk mereka
sesuai dengan jumlah yang diinginkan pada waktu yang tepat dan tempat yang
tepat. Teknologi juga merupakan channel pembuka baru bagi banyak industri.
3.
Strategi promosi
Promosi
adalah komunikasi yang menghubungkan antara penjual dan pembeli. Perusahaan
dapat menggunakan berbagai cara untuk mengirimkan pesan tentang produk, jasa
maupun ide. Mereka dapat mengkomunikasikan pesan secara langsung lewat sales
atau juga secara tidak langsung lewat iklan dan promosi.
4.
Strategi harga
Strategi
harga berhubungan dengan metode untuk menggatur keuntungan dan penyesuaian
harga. Salah satu faktor yang mempengaruhi strategi harga pemasar adalah
kompetisi.
Memahami
Segmentasi dan Target Pasar
Sebelum
menciptakan dan meluncurkan produk tentu kita terlebih dahulu harus memahami
tentang segmentasi dan target pasar agar kita tahu pasar yang akan kita bidik.
Pemasaran sasaran dilakukan oleh pemasar melalui :
-Market
segmentation atau segmentasi pasar yaitu mengidentifikasi dan memilih- milih
kelompok pembeli yang berbeda-beda yang mungkin meminta produk dan atau bauran
pemasaran tersendiri.
-Market
targeting atau pasar sasaran yaitu memilih satu atau lebih segmen pasar untuk
dimasuki
Segmentasi
Pasar
Menurut
Kotler dan Keller (2008,292), segmen pasar terdiri-dari kelompok pelanggan yang
memiliki seperangkat keinginan yang sama. Menurut Ali Hasan (2008, 169),
istilah segmentasi dapat diartikan sebagai pengelompokan, pembagian, pemisahan
pasar ke dalam kelompok-kelompok pelanggan atau segmen-segmen pelanggan dengan
kebutuhan yang sama. Pasar terdiri atas pembeli dan pembeli berbeda dalam
banyak hal. Pasar dapat dibedakan atau disegmentasikan dalam berbagai cara.
Pasar bisa diartikan sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas,
uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Segmentasi pasar adalah
kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam
satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.
Segmentasi
pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen. Falsafah
ini menunjukan usaha untuk meningkatkan ketepatan penetapan sasaran dari suatu
perusahaan. Segmen pasar ini dapat dibentuk dengan banyak cara. Dengan mengacu
pada demografi, segmentasi pasar dapat dilakukan. Ada tiga pola berbeda yang
akan muncul dalam melakukan segmentasi pasar ini, yaitu : preferesi homogen,
preferensi tersebar dan preferensi terkelompok.
Dengan
menyatukan program pemasaran yang ditujukan kepada segmen- segmen pasar yang
dituju, manajemen dapat melaksanakan pemasaran dengan lebih baik dan dapat
menggunakan sumber daya pemasaran secara efisien. Segmentasi pasar dapat
membantu manajemen dalam hal menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang
paling menguntungkan, merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar,
menentukan cara-cara promosi yang paling efektif, memilih media advertising,
dan mengatur waktu yang sebaik-baiknya. Segmentasi juga dilakukan karena pasar
yang bersifat dinamis. Supaya segmentasi pasar efektif, ada beberapa hal yang
mungkin perlu untuk diperhatikan dalam melakukan segmentasi, diantaranya: dapat
diukur, dalam jumlah besar, dapat diakses dengan mudah, bisa dibedakan serta
dapat diambil tindakan.
Perusahaan
yang mengidentifikasi segmen pasarnya harus bisa mengevaluasi berbagai segmen
dan memutuskan berapa banyak segmen yang akan dimasuki. Ada dua faktor penting
yang mesti diperhatikan dalam melakukan evaluasi segmen pasar, yaitu daya tarik
segmen secara keseluruhan dan sumber daya perusahaan. Setelah evaluasi
dilakukan, perusahaan kemudian mengambil keputusan seberapa banyak segmen yang
akan dilayani.
Menurut
Ali Hasan (2008, 171), analisis segmentasi pasar adalah proses estimasi luas
pasar yang memiliki respon yang sama yang diperkirakan akan menjadi calon
pembeli yang menguntungkan dengan cara :
1.
Mengidentifikasikan pasar produk yang dilayani
2.
Menganalisis industri untuk mengetahui peluang dan daya tarik pasar
3.
Menganalisis pesaing kunci untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing
4.
Mengembangkan profile konsumen untuk mengetahui segmen pasar yang profitable.
Untuk
membentuk homogenitas pasar konsumen, pemasar cenderung menggunakan pendekatan
sebagai beriikut :
•
Segmentasi attribute segmentation approach, yang memandang pasar berdasarkan
atribut-atribut statis yang serupa, yang tidak secara langsung mempengaruhi
keputusan pelanggan untuk membeli. Pendekatan ini terdiri atas :
-Segmentasi
geografis seperti populasi, jaringan transportasi, tipe komersial, pendirian
ritel, media, persaingan, pola pertumbuhan, peraturan, dan biaya hidup.
-Segmentasi
demografis seperti umur, jenis kelamin, penghasilan, mobilitas, pekerjaan,
hidup keluarga, kelas sosial, status perkawinan, besarnya rumah tangga, agama,
suku, dan pendidikan.
•
Dinamic attribute segmentation approach, memandang pasar berdasarkan atribut-
atribut dinamis yang mencerminkan customer characteristic yaitu minat,
kebiasaan, sikap, keyakinan dll yang secara langsung mempengaruhi alasan
pelanggan untuk membeli. Pendekatan ini terdiri atas :
-Segmentasi
psikografis, membagi pasar menurut gaya hidup dan kepribadian, manfaat,
persepsi, loyalitas, merek, pengalaman menggunakan produk, struktur pembelian,
inovatif, opini dan kepentingan membeli. Salah satu sistem klasifikasi paling
populer yang didasarkan pada ukuran psikografis adalah kerangka kerja VALSTM
Network dari Sri Consulting Business Intelligence (SRIC-BI).
Kecenderungan
utama dari empat kelompok dengan sumber daya lebih tinggi adalah sebagai
berikut:
1.Inovator
– orang yang sukses, canggih, aktif, dan bertanggung jawab dengan harga diri
yang tinggi. Pembelian yang mencerminkan selera tinggi terhadap produk dan
jasa, serta berorientasi relung pada skala yang relatif tinggi.
2.Pemikir
– orang yang matang, puas, dan reflektif yang termotivasi oleh cita-cita dan
tata nilai, pengetahuan, dan tanggung jawab. Suka dengan produk-produk yang
tahan lama, berfungsi baik dan bernilai.
3.Pengejar
prestasi – orang sukses yang berorientasi tujuan yang berfokus pada karier dan
keluarga. Senang dengan produk-produk premium yang menunjukkan keberhasilan
pada rekan-rekan mereka.
4.Pengejar
pengalaman – orang yang bersemangat, bergairah dan muda yang mencari varietas
dan kegembiraan. Mengeluarkan pendapatan cukup besar pada mode, hiburan dan
sosialisasi.
Kecenderung
utama keempat kelompok dengan sumber daya yang sedikit adalah sebagai berikut:
1.
Pemercaya (believers) – konservatif, konvensional, dan tradisional. Mereka
menyukai produk-produk yang banyak dikenal dan setia pada merek yang telah
mapan.
2.
Penyaing (strivers) – orangnya trendi dan senang dengan kegembiraan yang
dibatasi oleh sumber dayanya. Mereka menyukai produk bergaya yang meniru
pembelian orang-orang yang lebih makmur.
3.
Pembuat (makers) – orangnya praktis, tidak sombong, mencukupi diri sendiri dan
suka bekerja dengan tangan mereka. Mereka menyukai produk buatan Amerika yang
mempunyai fungsi dan tujuan tertentu.
4.
Pejuang (strugglers) – orang yang sudah lanjut usia, pensiun, pasif, penuh
perhatian terhadap perubahan. Mereka loyal pada merek favorit.
-Segmentasi
behavioral, membagi pasar menurut sikap, penggunaan, dan respon pelanggan
terhadap produk.
Pasar
Sasaran
Menurut
Kotler dan Keller (2008,318), setelah perusahaan mengidentifikasi
peluang-peluang segmen pasarnya, maka kemudian mengevaluasi beragam segmen dan
memutuskan berapa banyak dan segmen mana yang akan dibidik, dalam upaya
mengidentifikasikan kelompok sasaran lebih kecil yang terdefinisikan dengan
lebih baik.
Menurut
Ali Hasan (2008, 191), target market diartikan sebagai kegiatan menentukan
pasar sasaran, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen untuk dilayani.
Untuk itu perlu penilaian atas peluang eksternal atau daya tarik segmen dan
kekuatan bisnis atau internal untuk memanfaatkan peluang yang ada. Analisis
pasar sasaran adalah kegiatan untuk mengevaluasi daya tarik masing-masing
segmen dan memilih segmen-segmen sasaran.
Perlu
menentukan target pasar sasaran yang tepat dengan cara:
1.
Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar yang akan dijadikan pasar
sasaran.
2.
Memilih dan menentukan besarnya segmen pasar sasaran berdasarkan potensi
pertumbuhan pasar potensial yang menguntungkan.
3.
Target-target pasar tersebut memberikan peluang bagi perusahaan untuk
mengembangkan produk bersesuaian dengan strategi bisnis yang digunakan.
4.
Mengevaluasi kelayakan pasar sasaran dengan sasaran perusahaan dan sumber
keunggulan untuk bersaing secara keseluruhan.
Alasan
melakukan analisa pasar sasaran adalah:
1.
Menyadari Keterbatasan Kapasitas Perusahaan
2.
Menetapkan tujuan pasar bagi perusahaan (agar sumber daya maksimal) disupport
dengan bauran pemasaran (price, product, place, dan promotion)
3.
Meningkatkan akselerasi marketing program (karena sudah mengetahui tujuan
perusahaan)
4.
Menentukan arah jangka panjang perusahaan.
Menganalisis
Pasar Konsumen (B2C Marketing)
Menurut
Kotler dan Keller (2008,214), tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran secara lebih baik daripada pesaing.
Analisa pasar konsumen mencakup studi tentang cara individu, kelompok, dan
organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa,
gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Studi
ini memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk atau jasa,
menetapkan harga, merencanakan saluran, menyusun pesan dan mengembangkan
kegiatan pemasaran lain. Para pemasar selalu mencari tren yang sedang naik daun
yang membuka peluang pemasaran baru.
Perilaku
Konsumen
Perilaku
pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan
psikologis. Yang mempunyai pengaruh paling luas dan paling dalam adalah
faktor-faktor budaya.
1.Faktor
budaya
Budaya,
sub-budaya, dua kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-masing budaya
terdiri-dari sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi
khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok
ras, dan wilayah geografis. Ketika sub-budaya menjadi besar dan cukup makmur,
perusahaan sering merancang program pemasaran secara khusus untuk melayani
mereka. Pemasaran lintas budaya muncul dari riset pemasaran yang cermat, yang
menyingkapkan bahwa relung emas dan demografik yang berbeda tidak selalu
menanggapi dengan baik iklan pasar massal. Pada dasarnya, semua masyarakat
memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi tersebut kadang berbentuk sistem kasta
dimana para anggota kasta yang berbeda diasuh untuk mendapatkan peran tertentu
dan tidak dapat mengubah keanggotaan kastanya. Stratifikasi lebih sering
ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen
dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut
nilai, minat dan perilaku serupa.
2.Faktor
Sosial
Selain
faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,
seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan
seseorang terdiri-dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap sikan atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang
memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan.
Beberapa kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer, seperti keluarga,
teman, tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara
terus-menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder,
seperti kelompok keagamaan, profesi, dan asosisasi perdagangan yang cenderung
lebih formal. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan
primer yang paling berpengaruh. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan
saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas
agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Walaupun
pembeli tersebut tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan orang tuanya,
pengaruh orang tua terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di
negara-negara dimana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang sudah
dewasa, pengaruh orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang sudah dewasa,
pengaruh orang tua dapat menjadi sangat besar. Pengaruh yang lebih langsung
terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi yaitu pasangan
dan anak seseorang.
3.Faktor
Pribadi
Keputusan
pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut
meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,
kepribadian dan konsep diri serta nilai dan gaya hidup pembeli. Karena banyak
karakteristik ini memiliki dampak sangat langsung pada perilaku konsumen. Orang
membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Selera orang
terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia. Konsumsi juga
dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, dan jenis kelamin orang
dalam rumah tangga pada suatu saat. Para pemasar juga harus memberi perhatian
besar pada peristiwa- peristiwa penting dalam hidup seperti menikah, kelahiran
bayi, sakit, relokasi, bercerai, beralih kerja, menduda atau menjanda.
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerja kerah biru akan
membeli pakaian kerja, sepatu kerja dan kotak makan siang. Direktur perusahaan
akan membeli pakaian yang mahal, pekerjaan dengan pesawat udara, keanggotaan
country club, dan perahu layar besar. Para pemasar berusaha mengidentifikasi
kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan
jasa mereka. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang
seperti penghasilan yang dibelanjakan, tabungan, utang, kemampuan untuk
meminjam, dan sikap terhadap kegiatan belanja atau menabung. Para pemasar
barang yang peka terhadap harga terus-menerus memperhatikan kecenderungan
penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator ekonomi
menandakan adanya resesi, para pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk
merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menetapkan kembali harga
produk mereka sehingga dapat terus menawarkan nilai kepada para pelanggan
sasaran. Masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda
yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang dimaksud kepribadian adalah ciri
bawaan psikologis manusia yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten
terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian dapat menjadi variable yang
sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Orang –orang yang
berasal dari sub-budaya, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat memiliki
gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang
terungkap pada aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Para pemasar
mencari hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup. Dengan demikian,
para pemasar dapat lebih jelas mengarahkan mereknya ke gaya hidup orang yang
berprestasi. Para pemasar selalu menyingkapkan tren baru dalam gaya hidup
konsumen. Gaya hidup sebagian dibentuk oleh apakah konsumen itu dibatasi uang
atau dibatasi waktu. Perusahaan bertujuan untuk melayani konsumen yang dibatasi
uang akan menciptakan produk dan jasa berbiaya rendah. Keputusan konsumen juga
dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan
perilaku konsumen. Nilai inti itu jauh lebih dalam daripada perilaku atau
sikap, dan pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka
panjang. Pemasar yang menargetkan konsumen berdasarkan pada keyakinan mereka
dengan menarik perilaku pembelian mereka. Teori Freud mengasumsikan bahwa
psikologi konsumen sebagai pendorong dalam membentuk perilaku orang dan orang
tidak dapat sepenuhnya mengerti motivasi dirinya sendiri.
Proses
Pengambilan Keputusan Membeli
Model
Lima Tahap
Proses
psikologis dasar ini memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen
secara actual mengambil keputusan pembelian. Para pemasar harus memahami setiap
sisi perilaku konsumen.
1.
Pengenalan Masalah
Proses
pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan
tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Para pemasar
perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan
mengumpulkan informasi penting pada pembelian dengan kebebasan memilih,
misalnya pada barang-barang mewah, paket liburan dan opsi liburan. Motivasi
konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan
yang serius.
2.
Pencarian Informasi
Konsumen
yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih
banyak. Terdapat dua level rangsangan, situasi pencarian informasi yang lebih
ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih
peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai
aktif mencari informasi seperti mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan
mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Yang menjadi perhatian
utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen
dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian
selanjutnya.
Jumlah
dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda, tergantung pada
kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen mendapatkan
sebagian besar informasi tentang produk tertentu dari sumber komersial yang
didominasi oleh pemasar. Namun informasi yang paling efektif berasal dari
sumber pribadi atau sumber publik yang merupakan wewenang independen. Setiap
sumber informasi melakukan fungsi berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
Informasi komersial biasanya menjalankan fungsi pemberi informasi, dan sumber
pribadi menjalankan fungsi legitimasi dan evaluasi.
Internet
telah mengubah proses pencairan informasi. Tempat pasar dewasa ini terdiri-dari
konsumen tradisional yang tidak berbelanja secara online, konsumen cyber yang
paling banyak berbelanja online, dan konsumen hibrida yang melakukan keduanya.
Kebanyakan konsumen itu hibrida, mereka berbelanja di toko grosir tetapi juga
kadang memesan secara online. Orang masih suka memencet tomat, menyentuh kain,
membaui parfum, dan berinteraksi dengan wiraniaga. Mereka termotivasi oleh
lebih dari sekedar efisiensi berbelanja. Kebanyakan perusahaan akan membutuhkan
offline maupun online untuk melayani konsumen hibrida ini.
3.Evaluasi
Alternatif
Terdapat
beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model terbaru yang memandang
proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Beberapa
konsep dasar membantu dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama,
konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu
dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai
sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat
yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati oleh
pembeli berbeda-beda tergantung jenis produknya. Para konsumen akan memberikan
perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar
produk tertentu sering dapat disegmentasi berdasarkan atribut yang menonjol
bagi kelompok konsumen yang berbeda-beda.
4.
Keputusan Pembelian
Dalam
tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek
yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa
mengambil lima sub-keputusan misalnya dilihat dari merek, dealer, kuantitas,
waktu dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-hari, keputusannya
lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil. Sebagai contoh, saat membeli
gula, seseorang konsumen tidak akan banyak berpikir tentang pemasok atau metode
pembayaran.
Walaupun
konsumen membentuk evaluasi merek, terdapat faktor pengganggu yang mempengaruhi
keputusan konsumen dalam membeli. Faktor-faktor pengganggu yang mempengaruhi
pengambilan keputusan adalah :
•
Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi
alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal:
1.
Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai kosnumen
2.
Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap
negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen,
konsumen akan semakin mengubah niat belinya. Keadaan sebaliknya juga berlaku.
Preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang
disukai menyukai merek yang sama.
•
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul
dan mengubah niat pembelian. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda
atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang
dipikirkan. Ada berbagai macam jenis resiko yang bisa dirasakan konsumen dalam
membeli dan mengkonsumsi sebuah produk.
1.
Resiko fungsional – produk tidak berkinerja sesuai harapan
2.
Resiko fisik – produk yang menimbulkan ancaman terhadap kesejahteraan atau
kesehatan fisik dari pengguna atau orang lain
3.
Resiko harga – produk tidak bernilai sesuai harga yang dibayar
4.
Resiko sosial – produk menimbulkan rasa malu terhadap orang lain
5.
Resiko psikologis – produk mempengaruhi kesejahteraan mental dari pengguna
6.
Resiko waktu – kegagalan produk mengakibatkan biaya peluang karena menemukan
produk lain yang memuaskan
Besarnya
resiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan,
ketidakpastian atribut, dan kepercayaan diri konsumen. Para konsumen
mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi resiko seperti penghindaran
keputusan, pengumpulan informasi dari teman-teman, dan preferensi atas nama
merek dalam negeri serta garansi. Para pemasar harus memahami faktor- faktor
yang menimbulkan perasaan dalam diri konsumen akan adanya resiko dan memberikan
informasi serta dukungan untuk mengurangi resiko yang dipikirkan itu.
5.
Perilaku pasca pembelian
Setelah
pembelian, konsumen mungkin akan mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan
fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan
tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung
keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang
mengukuhkan pilihan konsumen dan membuat konsumen merasa nyaman dengan merek.
Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar
harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan
penggunaan produk pasca pembelian.
Kepuasan
pembeli adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan
kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih
rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa; tetapi jika ternyata sesuai
harapan, pelanggan akan puas; jika ternyata melebihi harapan, pelanggan akan
sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli
kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain.
Para
konsumen membentuk harapan mereka berdasarkan pesan yang diterima para penjual,
teman dan sumber-sumber informasi lain. Semakin besar kesenjangan antara
harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan konsumen. Di sinilah muncul
gaya konsumen menangani kesenjangan. Beberapa konsumen membesar- besarkan
kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan konsumen.
Di sinilah munculnya gaya konsumen menangani kesenjangan. Beberapa konsumen
membesar-besarkan kesenjangan ketika produk yang mereka terima tidak sempurna,
sehingga mereka sangat tidak puas. Para konsumen lain meminimalkan kesenjangan
itu sehingga tidak begitu kecewa.
Derajat
kepentingan kepuasan pasca pembelian menunjukkan bahwa para penjual harus
menyebutkan akan seperti apa kinerja produk yang sebenarnya. Beberapa penjual
bahkan mungkin menyatakan level kinerja yang lebih rendah sehingga konsumen
akan mendapatkan kepuasan yang lebih rendah sehingga konsumen akan mendapatkan
kepuasan yang lebih tinggi daripada yang diharapkan.
Kepuasan
dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku akan mempengaruhi
perilaku konsumen selanjutnya. Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang
atau mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik
seperti mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut, pergi ke pengacara, atau
mengadu ke kelompok-kelompok lain seperti lembaga bisnis, swasta dan
pemerintah. Tindakan pribadi dapat berupa memutuskan untuk berhenti membeli
produk tersebut atau memperingatkan teman-teman lain. Dalam semua kejadian
tersebut, penjual telah gagal memuaskan pelanggannya.
Para
pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu.
Pendorong utama frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk seperti
semakin cepat pembeli mengkonsumsi produk, semakin cepat mereka bisa kembali ke
pasar untuk membelinya lagi. Satu peluang potensial untuk meingkatkan frekuensi
penggunaan produk adalah ketika presepsi konsumen atas penggunaan mereka
berbeda dari realitas.
Menganalisis
Pasar Bisnis (B2B Marketing)
Menurut
Kotler dan Keller (2008, 256), pembelian oleh organisasi sebagai proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh organisasi formal untuk menetapkan
kebutuhan akan barang dan jasa yang perlu dibeli serta mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan memilih alternatif antarmerek dan pemasok.
Gambar Model Perilaku Bisnis (Kotler dan Armstrong,
2008, 196)
Pasar
Bisnis Versus Pasar Konsumen
Pasar
bisnis terdiri-dari semua organisasi yang memperoleh barang dan jasa yang
digunakan dalam memproduksi barang dan jasa lain yang dijual, disewakan atau
dipasok kepada pihak lain. Industri utama yang membentuk pasar bisnis adalah
pertanian, kehutanan, pertamabangan, perikanan, manufaktur, konstruksi,
transportasi, komunikasi, sarana umum, perbankan, keuangan, asuransi,
distribusi serta jasa lain.
Semakin
banyak uang dan jenis produk yang terlibat dalam penjualan ke para pembeli
bisnis dibandingkan penjualan ke para pembeli konsumen. Pasar bisnis memiliki
beberapa ciri yang sangat berbeda dengan pasar konsumen:
1.Pembelinya
lebih besar dan lebih sedikit. Pemasar bisnis biasanya menangani jauh lebih
sedikit pembeli daripada yang dilakukan pemasar konsumen. Walaupun perlu
dicatat bahwa ketika ekonomi yang melambat telah menghambat departemen
pembelian perusahaan-perusahaan besar, pasar bisnis berukuran kecil dan
menengah menawarkan peluang baru bagi pemasok.
2.Hubungan
pemasuk dan pelanggan erat. Karena jumlah pelanggan lebih sedikit dan tingkat
kepentingan serta kekuatan pelanggannya lebih besar, para pemasok sering
diharapkan dapat menyesuaikan tawaran mereka dengan kebutuhan masing-masing
pelanggan bisnis. Pembeli bisnis sering menyeleksi pemasok yang juga membeli
dari mereka.
3.Pembelian
professional. Barang bisnis sering dibeli oleh agen pembelian yang terlatih,
yang harus mengikuti kebijakan, batasan, dan persyaratan pembelian organisasi.
Banyak instrumen pembelian seperti permintaan harga atas produk yang akan
dipesan, proposal pembelian, dan kontrak pembelian tidak ditentukan dalam pembelian
konsumen.
4.Beberapa
pengaruh pembelian. Umumnya lebih banyak orang mempengaruhi keputusan pembelian
bisnis. Komite pembelian yang terdiri dari pakar teknik dan bahkan manajemen
senior lazim ditemui dalam pembelian barang-barang utama. Para pemasar bisnis
harus mengirimkan wiraniaga, bahkan tim penjualan yang terlatih untuk menangani
para pembeli yang terlatih tersebut.
5.Kunjungan
penjualan ganda. Karena semakin banyak orang yang terlibat dalam proses
penjualan, diperlukan kunjungan penjualan ganda untuk memenangkan kebanyakan
pesanan bisnis dan beberapa siklus penjualan bisa memerlukan waktu
bertahun-tahun.
6.Permintaan
turunan. Permintaan atas barang bisnis benar-benar berasal dari permintaan atas
barang konsumsi. Karena alasan itu, para pemasar bisnis harus secara dekat
memantau pola pembelian konsumen akhir. Pembeli bisnis juga harus member
perhatian yang lebih besar pada faktor ekonomi terkini yang diharapkan seperti
level produksi, investasi, pengeluaran konsumen, dan suku bunga. Dalam resesi,
pembeli bisnis mengurangi investasi mereka di pabrik, peralatan dan sediaan.
Pemasar bisnis dapat melakukan sedikit saja upaya untuk merangsang permintaan
total di lingkungan ini. Mereka berjuang lebih keras untuk meningkatkan atau
mempertahankan pangsa permintaan mereka.
7.Permintaannya
tidak elastis. Permintaan total atas berbagai barang dan jasa bisnis bersifat
tidak elastis yaitu tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan harga.
Perusahaan-perusahaan pembuat sepatu tidak akan membeli lebih banyak kulit jika
harga kulit turun. Mereka juga tidak akan membeli lebih sedikit kulit jika
harga kulit meningkat, kecuali jika mereka dapat menemukan pengganti kulit yang
memadai. Permintaan bersifat sangat tidak elastic dalam jangka pendek karena
para produsen tidak dapat mengubah secara cepat metode produksi mereka.
Permintaan juga tidak elastis atau barang bisnis yang hanya merupakan
persentase kecil dari biaya total barang.
8.Permintaan
yang berfluktuasi. Permintaan atas barang dan jasa bisnis cenderung lebih mudah
berubah-ubah dibandingkan permintaan atas barang dan jasa konsumsi. Persentase
tertentu peningkatan permintaan konsumen dapat menyebabkan persentase
peningkatan permintaan yang jauh lebih besar atas pabrik dan peralatan yang
diperlukan untuk memproduksi output tambahan.
9.Para
pembeli yang terkonsentrasi geografis. Konsentrasi geografis produsen itu
membantu menurunkan biaya penjualan. Pada saat yang sama, para pemasar bisnis
perlu memantau pindahan industri-industri tertentu ke wilayah lain.
10.Pembelian
langsung. Para pembeli bisnis sering membeli langsung dari produsen, bukan
melalui perantara, terutama barang yang secara teknis rumit dan mahal.
Peserta
Proses Pembelian Bisnis
Para
petugas pembelian memiliki pengaruh dalam situasi pembelian ulang langsung dan
pembelian ulang modifikasi, sementara orang-orang di departemen lain lebih
berpengaruh dalam situasi pembelian baru. Orang-orang teknik biasanya memiliki
pengaruh utama dalam memilih komponen produk dan petugas pembelian dominan
dalam memilih pemasok.
Pusat
pembelian terdiri-dari semua anggota organisasi yang memainkan salah satu dari
tujuh peran proses keputusan pembelian.
1.Pencetus.
Mereka yang meminta untuk membeli sesuatu. Mereka bisa saja merupakan pemakai
atau pihak lain dalam organisasi.
2.Pemakai.
Mereka yang akan memakai barang atau jasa tertentu. Dalam banyak kasus, pemakai
mengajukan proposal pembelian dan membantu menetapkan persyaratan produk.
3.Pemberi
pengaruh. Orang-orang yang mempengaruhi keputusan pembelian. Mereka sering
membantu merumuskan spesifikasi dan juga memberikan informasi untuk
mengevaluasi alternatif. Orang-orang teknik merupakan pemberi pengaruh yang
penting.
4.Pengambil
keputusan. Orang yang memutuskan persyaratan produk dan pemasok.
5.Pemberi
persetujuan. Orang yang menyetujui tindakan yang diusulkan oleh pengambil
keputusan atau pembeli.
6.Pembeli.
Orang yang memiliki wewenang formal untuk memilih pemasok dan menyusun syarat
pembelian. Para pembeli dapat membantu menyusun spesifikasi produk tetapi peran
utama mereka adalah memilih pemasok yang bernegosiasi. Dalam pembelian yang
lebih rumit, para pembeli mungkin mencakup manajer tingkat tinggi.
7.Penjaga
gerbang. Orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk menghalangi penjual dan
informasi sehingga tidak dapat menjangkau anggota pusat pembelian. Beberapa
individu dapat memainkan satu peran tertentu dan individu bisa memainkan peran
ganda. Pusat pembelian umumnya memiliki paling kurang lima atau enam anggota
dan tidak jarang ada yang memiliki puluhan. Pusat pembelian bisa mencakup orang
di luar organisasi pelanggan sasaran.
Pengaruh
Pusat Pembelian
Pusat
pembelian biasanya mencakup beberapa peserta dengan kepentingan, wewenangm
status, dan keyakinan berbeda. Setiap anggota pusat pembelian kemungkinan
memberikan prioritas pada kriteria keputusan yang sangat berbeda. Pembeli
bisnis juga menangapi banyak pengaruh ketika mereka mengambil keputusan. Setiap
pembeli memiliki motivasi pribadi, pemahaman, dan pilihan pribadi yang
dipengaruhi oleh usia, pendapatan, pendidikan, posisi jabatan, kepribadian,
sikap terhadap resiko, dan budaya. Pembelian memperagakan secara definitive
gaya pembelian yang berbeda.
Empat
jenis pelanggan bisnis sering dapat didefinisikan dengan implikasi pemasaran
yang berhubungan, yaitu:
1.Pelanggan
yang berorientasi harga. Harga adalah segalanya.
2.Pelanggan
berorientasi solusi. Pelanggan menginginkan harga yang rendah, tapi akan
menanggapi argumen tentang total biaya yang lebih rendah atau pasokan atau
layanan yang lebih dapat diandalkan.
3.Pelanggan
kaidah emas. Pelanggan menginginkan kinerja terbaik dari segi mutu produk,
pendampingan, penyerahan andal, dan lain-lain.
4.Pelanggan
nilai-strategik. Pelanggan menginginkan relasi pemasok satu-satunya yang cukup
permanen dengan perusahaan anda.
Beberapa
perusahaan ingin menangani pembeli yang berorientasi harga dengan menetapkan
harga lebih rendah, tapi menetapkan syarat-syarat yang membatasi seperti:
1.Pembatasan
kuantitas yang dapat dibeli
2.Tidak
ada pengembalian
3.Tidak
ada penyesuaian
4.Tidak
ada pelayanan
Proses
Pembelian atau Pengadaan
Setiap
organisasi memiliki tujuan pembelian khusus, kebijakan, prosedut, struktur
organisasi, dan sistem. Pada dasarnya, para pembeli bisnis berusaha memperoleh
paket manfaat tinggi yang paling atas dari harga tawaran pusat. Semakin besar
pendorong pembelian pembeli bisnis, semakin besar rasio antara manfaat yang
dipikirkan terhadap biaya-yakni, semakin besar nilai yang dipikirkan. Tugas
pemasar adalah menempatkan tawaran yang memberikan nilai pelanggan yang unggul
kepada para pembeli sasaran.
Peningkatan
pembelian berarti bahwa pemasar bisnis harus meningkatkan personel penjualan
mereka agar cocok dengan permintaan pembeli bisnis yang tinggi. Secara formal,
orientasi pembelian perusahaan dibagi tiga seperti:
1.Orientasi
pembelian. Fokus pembelian bersifat jangka pendek dan sangat taktis. Para
pembeli diberi imbalan karena kemampuannya mendapatkan harga paling rendah dari
pemasok atas level mutu dan ketersediaan tertentu.
2.Orientasi
pengadaan. Disini para pembeli secara serempak mengusahakan perbaikan mutu dan
penurunan harga beli. Para pembeli mengembangkan hubungan kolaboratif dengan
para pemasok utama dan mencari penghematan melalui perbaikan manajemen
pengadaan, pengolahan bahan dan biaya pembuangan. Mereka mendorong keterlibatan
pemasok sejak dini atas penanganan bahan, tingkat persediaan, manajemen
persediaan tepat waktu, bahkan merancang produk bersama. Mereka menegosiasikan
kontrak jangka panjang dengan para pemasok utama guna memastikan dapat saling
bekerja dengan waktu yang lama.
3.Orientasi
manajemen rantai pasokan. Disini peran pembelian diperluas menjadi operasi
peningkatan nilai yang bersifat lebih strategis. Ekseklusif pembelian pada
perusahaan bekerja dengan pemasaran dan eksekutif perusahaan lain untuk
membangun sistem manajemen jaringan pasokan tanpa pembatas, mulai dari
pembelian bahan mentah sampai ke tibanya barang jadi tepat waktu dan ke
pengguna akhir.
Para
pemasar perlu memahami cara kerja sejumlah departemen pembelian. Departemen itu
membeli banyak jenis produk, dengan menggunakan proses pembelian yang
berbeda-beda. Peter Kreljic membedakan empat proses pembelian yang berhubungan
dengan produk:
1.Produk
rutin. Produk-produk ini mempunyai nilai dan biaya yang lebih rendah bagi
pelanggan dan resikonya kecil. Para pelanggan akan mencari harga yang paling
rendah dan menekankan pada pemesanan rutin. Para pemasok akan menawarkan untuk
menstandarkan dan mengkonsolidasi pesanan.
2.Produk-produk
bernilai tinggi. Produk-produk ini mempunyai nilai dan biaya yang tinggi bagi
pelanggan, tetapi resiko pasokannya kecil karena banyak perusahaan yang
membuatnya. Pemasok tertentu tahu bahwa pelanggan akan membandingkan sejumlah
tawaran dan harga pasar, dan perlu memperlihatkan bahwa tawarannya mampu
meminimalkan biaya total pelanggan.
3.Produk-produk
strategis. Produk-produk ini memiliki nilai dan biaya yang tinggi bagi
pelanggan dan juga tinggi resikonya. Pelanggan akan menginginkan pemasok yang
dikenal baik dan dipercaya serta ingin membayar harga lebih dari harga rata-
rata. Pemasok tersebut harus mencari aliansi strategis yang berbentuk
keterlibatan pemasok sejak dini, program-program pengembangan bersama dan
investasi bersama.
4.Produk-produk
penghambat kelancaran kerja. Produk-produk ini mempunyai nilai dan biaya rendah
bagi pelanggan, tetapi memiliki sejumlah resiko. Pelanggan akan menginginkan
pemasok yang dapat menjamin pasokan yang tidak mandek. Pemasok harus mengajukan
suku cadang standard dan menawarkan sistem untuk mengetahui pasokan yang masih
tersedia, penyerahan sesuai permintaan dan biro bantuan.
Tahap-Tahap
Proses Pembelian
Menurut
Kotler dan Keller (2008, 268), Robinson and Associates mendefinisikan delapan
tahap proses pembelian industri dan menamakan tahap itu fase pembelian. Fase
pembelian adalah:
1.Pengenalan
masalah
Proses
pembelian dimulai saat seseorang di dalam perusahaan menyadari adanya masalah
atau kebutuhan yang dapat memperoleh barang atau jasa. Pengenalan masalah
tersebut dapat dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Secara internal,
beberapa kejadian umum menyebabkan pengenalan masalah. Secara eksternal,
pembeli mungkin mendapatkan ide baru di pameran dagang, melihat iklan, atau
menerima telepon dari wiraniaga yang menawarkan produk yang lebih baik atau
harga yang lebih rendah. Para pemasar bisnis dapat merangsang pengenalan
masalah melalui surat, telemarketing, dan menelepon calon pelanggan.
2.Perumusan
kebutuhan dan Spesifikasi Produk Umum
Berikutnya,
pembeli menetapkan karakteristik umum dan kuantitas barang yang dibutuhkannya.
Untuk produk standar, tahap itu sederhana. Untuk produk yang rumit, pembeli
harus bekerja sama dengan pihak lain untuk menentukan karakteristik seperti
keandalan, daya tahan, dan harga. Para pemasar bisnis dapat membantu pembeli
dengan menjelaskan bahwa produknya benar-benar sesuai dengan kebutuhan pembeli
tersebut. Sekarang organisasi pembelian menyusun spesifikasi teknis produk
tertentu. Sering terjadi perusahaan menugaskan tim perekayasaan analisis nilai
produk proyek tersebut. Analisis nilai produk adalah pendekatan penurunan biaya
dimana komponen-komponen produk dipelajari secara mendalam untuk menentukan
apakah komponen itu dapat dirancang ulang, distandardisasi, atau dibuat dengan
metode produksi yang lebih murah. Para pemasok juga dapat menggunakan analisis
nilai produk sebagai alat untuk menetapkan posisi dirinya sehingga mampu
menggaet pelanggan tersebut.
3.Pencarian
pemasok
Pada
tahap ini, pembelian tersebut berusaha mengidentifikasi pemasok yang paling
sesuai. Peralihan ke pembelian internet memiliki implikasi yang berjangkauan
jauh bagi pemasok dan akan mengubah bentuk pembelian selama bertahun-tahun
mendatang. Pemasok yang tidak memiliki kapasitas produksi yang dibutuhkan atau
memiliki reputasi yang buruk akan ditolak. Para pemasok yang memenuhi syarat
mungkin dikunjungi oleh agen atau petugas pembelian yang akan memeriksa
fasilitas pabrik para pemasok tersebut dan bertemu dengan para karyawan mereka.
Setelah mengevaluasi masing-masing perusahaan, pembeli tersebut akan menyusun
daftar pendek para pemasok yang memenuhi syarat. Banyak pembeli profesional
telah mendorong pemasok untuk mengubah pemasaran mereka guna meningkatkan
kemungkinan mereka melakukan pemangkasan.
4.Permintaan
pengajuan proposal
Pembeli
akan mengundang pemasok yang memenuhi syarat supaya mengajukan proposal. Jika
produk yang bersangkutan rumit atau mahal, pembeli akan menuntut proposal
tertulis yang rinci dari tiap-tiap pemasok yang memenuhi syarat. Setelah
mengevaluasi proposal tersebut, pembeli akan menghapus beberapa pemasok dan
mengundang pemasok yang tersisa untuk melakukan presentasi resmi. Para pemasar
bisnis harus ahli dalam melakukan riset, menulis, dan menyajikan proposal
riset. Proposal tertulis harus menjadi dokumen pemasaran yang menggambarkan
nilai dan manfaat bagi pelanggan. Presentasi lisan harus mampu mendorong
kepercayaan diri, yang menempatkan kemampuan dan sumber daya perusahaan mereka sedemikian
rupa sehingga mereka menonjol dalam persaingan.
5.Pemilihan
pemasok
Pilihan
dan tingkat pentingnya atribut-atribut yang berbeda tergantung pada jenis
situasi pembelian. Keandalan pengiriman, harga dan reputasi pemasok sangat
penting bagi produk pesanan rutin. Bagi produk masalah proseduran, seperti
mesin fotokopi, tiga atribut terpenting adalah pelayanan teknis, fleksibilitas
pemasok. Para pemasar dapat menangkis permintaan untuk menurunkan harga dengan
banyak cara. Mereka dapat menunjukkan bukti bahwa biaya siklus hidup penggunaan
produknya akan lebih rendah daripada produk pesaing. Mereka juga dapat
menonjolkan nilai pelayanan yang kini diterima pembeli, terutama jika
pelayanan-pelayanan tersebut lebih unggul daripada yang ditawarkan oleh para
pesaing.
6.Spesifikasi
rutinitas pesanan
Setelah
memilih para pemasok, pembeli tersebut merundingkan pesanan akhir, merinci
spesifikasi teknis, jumlah yang dibutuhkan, waktu penyerahan yang diharapkan,
kebijakan pengembalian, garansi, dan seterusnya. Banyak pembelia industri
menyewa peralatan berat seperti mesin dan truk. Penyewa mendapatkan sejumlah
keuntungan, yaitu menghemat modal, mendapatkan produk terbaru, mendapatkan
layanan yang lebih baik dan beberapa keuntungan pajak. Sementara, pemberi sewa sering
memperoleh pendapatan bersih lebih besar dan peluang untuk melakukan penjualan
kepada pellanggan yang tidak bisa mendapatkan pembelian yang palsu.
7.Penilaian
kinerja
Pembeli
secara periodic mengkaji ulang kinerja pemasok yang dipilih. Ada tiga metode
yang biasanya digunakan. Pembeli tersebut dapat menghubungi pemakai akhir dan
menanyakan evaluasi mereka. Kaji ulang kinerja dapat menyebabkan pembeli
meneruskan, memodifikasi atau menghentikan hubungannya dengan pemasok tersebut.
Banyak perusahaan telah menetapkan sistem insentif untuk mengimbali manajer
pembelian untuk mendapatkan kinerja pembelian yang baik dan dengan cara yang
sama personel penjualan menerima bonus untuk kinerja penjualan. Sistem ini
mengarahkan manajer pembelian meningkatkan tekanan pada penjual untuk
mendapatkan persyaratan terbaik.
Mengelola
Relasi Pelanggan Bisnis-ke-Bisnis
Untuk
meningkatkan efisiensi, pemasok bisnis dan pelanggan melakukan berbagai cara
untuk mengelola hubungan mereka. Hubungan yang lebih erat sebagaian didorong
oleh tren yang terkait denga manajemen rantai pasokan, keterlibatan pemasok
awal, aliansi pembelian, dan lain-lain. Menjalin hubungan yang erat dengan
pelanggan merupakan hal penting bagi program pemasaran holostik apa pun.
Banyak
riset telah mendukung koordinasi vertikal yang lebih besar antara mitra
pembelian dan penjual, sehingga mendorong transaksi untuk terlibat dalam
kegiatan-kegiatan yang menciptakan lebih banyak nilai bagi kedua pihak.
Membangun kepercayaan antara pihak-pihak itu sering terlihat sebagai salah satu
prasyarat bagi relasi jangka panjang yang sehat.
Hubungan
antara agen periklanan dan klien mengilustrasikan temuan-temuan berikut ini:
1.Dalam
tahap pembentukan relasi, satu mitra mengalami pertumbuhan pasar yang hakiki.
Para mengusaha pabrik diuntungkan oleh teknik produksi massal yang
menggembangkan merek nasional, yang meningkatkan arti penting dan jumlah iklan
media massa.
2.Ada
ketidakseimbangan informasi antara para mitra sehingga kemitraan akan
menghasilkan lebih banyak laba daripada mitra itu berupaya menyerobot wilayah
perusahaan lain. Agen periklanan telah memiliki spesialisasi pengetahuan
sehingga tanpa mereka, klien mereka akan memiliki kesulitan mendapatkan laba.
3.Sekurang-kurangnya
satu mitra menghadapi hambatan masuk yang besar yang akan mencegah mitra lain
memasuki bisnis itu. Agen periklanan tidak mudah menjadi pengusaha pabrik
nasional, dan selama bertahun-tahun, pengusaha pabrik tidak memenuhi syarat
untuk mendapat komisi media.
4.Ada
ketidakseimbangan ketergantungan, seperti satu mitra lebih mampu mengendalikan
atau memengaruhi perilaku yang lain. Agen periklanan ini telah mengontrol akses
media.
5.Satu
mitra mendapatkan manfaat dari skala ekonomi yang terkait dengan relasi. Agen
periklanan mendapat untung dengan memberikan informasi pasar yang sama kepada
banyak nasabah.
Menurut
Kotler dan Keller (2008, 279), Cannon dan Perreault menemukan bahwa relasi
peembeli pemasok dibedakan bedasarkan empat faktor: ketersediaan alternative,
pentingnya pasokan, kerumitan pasokan, dan dinamisme pasar pasokan. Berdasaran
empat faktor ini, mereka mengkladifikasi relasi pembeli-pemasok menjadi delapan
kategori berbeda:
1.Pembelian
dan penjualan dasar – penukaran rutin yang related sederhana dengan level kerja
sama dan penukaran informasi yang cukup tinggi.
2.Fakta
dasar – sama dengan pembelian dan penjualan dasar, tapi lebih banyak adaptasi
yang dilakukan oleh penjual dan oleh sedikit kerja sama dan pertukaran
informasi.
3.Transaksi
kontrak – umumnya tingkat kepercayaan, kerja sama, dan interaksinya rendah,
pertukaran ditentukan oleh kontrak resmi.
4.Pasokan
pelanggan – situasi umum pasokan tradisional dimana persaingan merupakan bentuk
yang dominan.
5.Sistem
kerjasama – walaupun disandingkan erat dalam cara operasional, tidak ada pihak
yang menunjukkan komitment struktural melalui cara legal atau pendekaan
adaptasi.
6.Kolaboratif
– banyak kepercayaan dan komitmen menghasilkan kemitraan sejati.
7.Adaptasi
timbal balik – banyak adaptasi spesifik-relasi bagi pembeli dan penjual, tapi
tidak harus dengan kerja sama dan kepercayaan yang kuat.
8.Pelanggan
adalah raja – walaupun terikat oleh hubungan kerjasama yang erat, penjual
beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tanpa mengharapkan banyak
adaptasi dari perubahan pihak pelanggan di pasar.
Beberapa
perusahaan menemukan bahwa kebutuhan mereka dapat dipuaskan dengan kinerja
pemasok yang cukup mendasar. Selain itu, beberapa pemasok mungkin tidak
merasakannya bernilai bagi mereka sementara menanamkan modal dalam pelanggan
dengan potensi pertumbuhan yang terbatas. Studi lain menemian bahwa relasi
paling erat antara pelanggan dan pemasok muncul ketka pasokan penting bagi
pelanggan dan ketika ada hambatan pengadaan seperti persyarataan pembelian yang
rumit dan beberapa pemasok alternatif. Studi lain mengemukakan bahwa koordinasi
yang lebih vertikal antara pembeli dan penjual melalui perencanaan. Biasanya
hanya perlu ketika ada ketidakpastian lingkungan yang tinggi dan investasi
spesifik yang sedang.
Relasi
Bisnis : Risiko dan Peluang
Menurut
Kotler dan Keller (2008, 280), Buvik dan John mencatat bahwa dalam membangun
hubungan pemasok dan pelanggan, ada ketegangan antara penjagaan keamanan dan adaptasi.
Koordinasi vertikal dapat memfasilitasi ikatan yang lebih antara
pemasok-pelanggan, tetap, dan pada saat yang sama mungkin meningkatkan risiko
bagi investasi dalam investasi spesifik pemasok dan pelanggan. Investasi
spesifik adalah pengeluaran yang dikaitkan dengan perusahaan khusus dan mitra
jaringan yang bernilai (misalnya, investasi dalam pelatihan khusus perusahaan,
peralatan dan prosedur atau sistem operasi). Investasi khusus membentau
perusahaan mengembangkan laba dan mencapai posisi mereka.
Akan
tetapi, investasi spesifik juga mengandung risiko besar bagi pelanggan dan
pemasok. Teori transaksi dalam ilmu ekonomi mempertahankan bahwa karena
sebagian investasi ini tenggelam, terperangkap dalam perusahaan yang membuat
investasi untuk menjalin hubungan khusus. Kepekaan biaya dan informasi proses
mungkin perlu dipertukarkan . seorang pembeli mungkin rentan untuk ditahan
karena peralihan biaya; seorang pemasok bisa menjadi lebih rentan untuk ditahan
karena peralihan biaya; seorang pemasok bisa menjadi lebih rentan untuk ditahan
dalam kontrak masa depan karena asset yang dimanfaatkan atau pengambilalihan
teknologi pengetahuan.
Paham
peluang menjadi keprihatinan karena perusahaan harus mengabdikan sumber daya
untuk mengontrol dan memantai apa yang sebaliknya dapat dialokasikan untuk
tujuan yang lebih produktif. Kontrak mungkin menjadi tidak memadai untuk menata
transaksi pemasok ketika opportunisme pemasok menjadi sulit untuk dideteksi;
ketika perusahaan melakukan invesasi khusus dalam asset yang tidak dapat
digunakan dimana pun; dan ketika kontingensi lebih sulit untuk diantisipasi.
Pelanggan dan pemasok lebih mungkin membentuk usaha patungan (versus satu
kontrak sederhana) ketika kadar spesifikasi asset dari pemasok memang tinggi,
pemantauan perilaku pemasok itu sulit, dan pemasok memiliki reputasi yang
jelek. Ketika pemasok memiliki reputasi yang baik, misalnya, lebih mungkin untuk
mencegah opportunisme guna melindungi asset tidak berwujud yang sebenarnya
bernilai.
Adanya
horizon masa depan yang berarti dan norma solidaritas yang kuat- sehingga
pelanggan dan pemasok berkeinginan untuk berusaha keras menggabungkan manfaat
dapat menyebabkan pergeseran dalam efek investasi khusus dari pengambilalihan
(peningkatan opportunisme di pihak penerima) ke pengikatan (pengurangan
opportunisme).
Pasar
Institusi dan Pemerintah
Pasar
institusi terdiri dari sekolah, rumah sakit, balai pengobatan, penjara, dan
lembaga lain yang harus memberikan barang dan jasa. Banyak dari organisasi itu
ditandai oleh anggaran yang rendah dan pelanggan yang sudah pasti jumlahnya.
Sebagai contoh, rumah sakit harus memutuskan mutu makanan yang akan dibeli
untuk pasiennya. Tujuan pembeliannya bukanlah laba, karena makanan tersebut
disediakan bagi pasien sebagai bagian dari paket pelayanan total. Minimisasi
biaya juga tidak menjadi tujuan satu-satunya karena makanan yang buruk akan
menyebabkan rusaknya reputasi rumah sakit. Agen atau petugas pembelian rumah
sakit harus mencari pemasok makanan institusi dengan mutu yang memenuhi atau
melampaui standar minimum tertentu dan harga yang rendah. Sesungguhnya, banyak
pemasok makanan minimum tertentu dan harga yang rendah. Sesungguhnya banyak
pemasok, makanan yang membentuk divisi terpisah untuk melakukan penjualan
kepada pembeli lembaga, karena kebutuhan dan karakteristik khusus pembelian
mereka.
Di
sebagian besar negara, organisasi pemerintah merupakan pembeli utama barang dan
jasa. Organisasi pemerintah umumnya mengharuskan pemasok untuk mengajukan
penawaran, dan biasanya pemerintah memberikan kontrak.kepada yang mengajukan
penawaran terendah. Dalam beberapa kasus, unit pemerintah akan membuat
penilaian atas keunggulan mutu dan repitasi pemasok dalam menyelesaikan kontrak
yang tepat waktu. Pemerintah juga akan membeli berdasarkan kontrak yang
dirundingkan, terutama dalam kasus proyek rumit yang melibatkan biaya dan
risiko yang besar, serta dalam kasus yang persaingannya sedikit. Organisasi
pemerintah cenderung lebih menyukai pemasok domestik daripada pemasok asing.
Keluhan utama perusahaan multinasional yang beroperasi di Eropa adalah setiap
negara menunjukkan kesukaan terhadap perusahaan nasional daripada penawaran
yang lebih unggul yang diajukan oleh sejumlah perusahaan asing. Namun, Uni
Eropa secara bertahap menghilangkan kebiasaan itu.
Karena
keputusan pembelanjaan menjadi bahan penilaian masyarakat, organisasi
pemerintah menuntut banyak persyaratan administrasi kepada para pemasok, yang
sering mengeluhkan pekerjaan administrasi yang berlebihan, birokrasi,
peraturan, keterlambatan pengambilan keputusan, dan seringnya pergantian
petugas perbekalan pemerintah.
Sama
seperti perusahaan yang memberikan pedoman terbaik untuk membeli dan
menggunakan produk kepada pejabat pemerintah, pemerintah juga menyediakan
pedoman terinci yang menggambarkan cara pemasok menjual ke pemerintah. Bila
tidak mengikuti pedoman secara tepat dan mengisi formulir dan kontrak secara
tepat, maka bisa dipastikan tercipta mimpi buruk legal. Para pemasok juga harus
menguasai sistem itu dan mencari cara menembus birokrasi itu. Untungnya, bagi
bisnis berbagai ukuran, pemerintah federal telah melakukan reformasi untuk
menyederhanakan prosedur dan membuat penawaran menjadi lebih menarik. Beberapa
redormasi lebih menekankan pembelian barang komersial yang tidak dijual secara
umum, bukan barang yang dibuat khusus pemerintah. Komunikasi online dengan
pemasok untuk menghilangkan administrasi yang bertumpuk-tumpuk. Untuk melakukan
hal itu pemerintah cenderung menggunakan formulir berbasis web, tanda tangan
digital, dan kartu perbekalan elektronik.
Post a Comment