Facebook SDK



Ketahuilah bahwa sesungguhnya qiroaah itu ada beberapa macam:

*Pertama :* Al-Mutawatir,
Qiroah Mutawatir adalah bacaan yang dinukil (kutip) oleh kelompok yang tidak mungkin bersekongkol dalam kebohongan, dari pribahasa mereka hingga pada batas maksimumnya, dan lazimnya qiroah-qiroah adalah seperti itu.

وهو ما نقله جمع لا يمكن تواطؤهم،
عن مثلهم الى منتهاه، وغالب القراءت كذالك.

*Kedua :* Al-Masyhur,
Qiroah Masyhur adalah bacaan yg sanadnya shohih dan tidak sampai pada tingkatan mutawatir, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa arab walaupun dari satu sudut pandang, sesuai dengan salahsatu Mushaf-mushaf Ustmani walaupun secara ihtimal (kemungkinan), dikenal dikalangan qurro' (ahli qiro'ah), tidak terhitung dari sebagian qiroah yg keliru juga tidak terhitung dari sebagian qiroah syadz, dan qiroat masyhur ini boleh dibaca, menurut yang apa disebutkan oleh Imam ibnu Aljauzi. contohnya seperti bacaan yang berbeda jalurnya dalam penukilannya dari tujuh bacaan imam (qiroah sab'ah). maka sebagian perawi-perawi meriwayatkan dari sebagian tujuh ulama' ahli qiroah, dan tidak meriwayatkan dari sebagian yang lain.

Adapun contoh qiroah masyhur sangat banyak, dan paling populernya kitab karangan dalam masalah ini adalah "Attaisir" karangan Imam Ad Daani,  "Qoshidatu Asy Syathibi" (karangan Imam Asy Syathibi) dan "Au'yatun Nasyri fil qiroaati al Asyri", serta "Taqribun Nasyri" kedua-duanya adalah karangan Imam Aljazari.

*Ketiga :* Al-Aahad,

Qiroah Aahad adalah bacaan yang sanadnya shohih dan menyelisihi salahsatu kaidah penulisan Mushaf-mushaf Ustmani, menyelisihi kaidah-kaidah bahasa arab, bacaan tersebut tidak terkenal kepopulerannya. dan qiroah Aahad ini tidak termasuk yang dibaca.

Imam Attirmidzi sungguh telah memperkuat pendapatnya dalam kitab "Jami'us shoghir"-nya serta Imam AlHakim dalam kitab "Mustradrok"-nya untuk urusan ini pada satu bab, keduanya telah mengeluarkan banyak riwayat dengan sanad-sanad shohih, sebagian dari riwayat-riwayat itu adalah apa yang telah Imam Alhakim keluarkan dari jalur Imam 'Ashim Aljahdari,  dari Sayyidina Abu Bakr sesungguhnya Rasululloh Shollallohu Alaihi Wasallam. membaca :
(مُتَّكِئِيْنَ عَلى رَفَارَفٍ وَعَبَاقَرِيٍّ حِسَانٍ)
*Muttaki,ina 'ala rofarofiw wa'abaqoriyyin hisan*

Imam Alhakim juga mengeluarkan dari Sayyidina Abu Hurairoh Rodliyallohu Anh. sesungguhnya Rasululloh membaca:
(فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّاتِ أَعْيُنٍ)
*Falaa ta'lamu nafsum maa ukhfiya lahum min qurrooti a'yunin*

beliau juga mengeluarkan riwayat dari Sayyidina Abdulloh bin Abbas Rodliyallohu anhuma. sesungguhnya Rasululloh Shollallohu Alaihi Wasallam. membaca:
(لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفَسِكُمْ)
*Laqod jaa'akum Rasuulum min anfasikum* dengan membaca fathah huruf fa'nya (أَنْفَسِكُمْ)

dan juga mengeluarkan riwayat dari sayyidah Aisyah Radliyallohu Anha. sesungguhnya Rasululloh membaca:
(فَرُوْحٌ وَرَيْحَانٌ)
*Faruuhuw Waroihanun* yakni dengan dlommah huruf Ro'nya (فَرُوْحٌ)

*Keempat :* Asy-Syadz
Qiroah Asy-Syadz adalah bacaan yang sanadnya tidak shohih, dalam qiroah Syadz ini banyak sekali kitab-kitab karangan (ulama'), sebagian dari qiroah itu adalah bacaan:
(مَلَكَ يَوْمَ الدِّيْنِ)
*Malaka yaumaddiini* dengan menggunakan shighot fi'il madli (مَلَكَ) dan nasabnya "yauma", juga bacaan:
إِيَّاكَ يُعْبَدُ
*Iyyaka yu'badu* dengan menggunakan fi'il mudlori' mabni maf'ul

*Kelima :* Al-Maudlu'
Qiroah ini seperti qiroahnya imam Alkhuza'i

kemudian disana ada macam qiroah yang
*Keenam :* yaitu serupa Mudroj (Syibhul Mudroj) dari macam-macam Ilmu Hadits,

Qiroah Syibhul Mudroj adalah bacaan yang ditambahkan dalam qiroah-qiroahnya dari sisi tafsir, seperti qiroahnya Sayyidina sa'ad bin Abi Waqqosh
(وَلَهُ أَخٌ أَوْ أُخْتٌ مِنْ أُمٍّ)
*Walahu Akhun Aw Ukhtum min ummin* qiroaah ini di riwayatkan oleh Imam Sa'id bin Mansur.

dan qiroahnya Sayyidina Abdulloh bin Abbas
(لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوْا فَضْلاً مِنْ رَبِّكُمْ فِي مَوَاسِمِ الْحَجِّ)
*Laisa 'alaikum junahum antabtaghu fadllam mirrobbikum fii mawasimil hajji* qiroah ini riwayatkan oleh Imam Albukhori

dan Qiroahnya Sayyidina Abdulloh bin Zubair
(وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُوْنَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَيَسْتَعِيْنُوْنَ بِاللهِ عَلَى مَا أَصَابَهُمْ)
*Waltakum mingkum ummatuy yad'udna ilal khoiri wa ya'muruna bil ma'ruufi wa yanhawna 'anil mungkar,  wa yasta'inuna billahi 'ala maa ashobahum*

Amr berkata : aku tidak tahu apakah itu adalah qiroah Abdulloh bin Zubair atau beliau mentafsiri?, riwayat ini di keluarkan oleh Imam Sa'id bin Mansur, namun Imam Al Anbari memutuskan bahwa itu (wa yasta'inuna billahi 'ala maa ashobahum) adalah tafsirannya.

dan dikeluarkan dari Sayyidina Alhasan bahwasanya iya pernah membaca:
وَإِنَّ مِنْكُمْ إِلاَّ وَارِدُهَا وَالْوُرُوْدُ الدُّخُوْلُ
*Wa inna mingkum illa wariduha wal wurudud dukhulu* Imam Al Anbari mengatakan perkataan *Wal wurudud dukhulu* adalah tafsiran dari Sayyidina Al Hasan untuk makna Alwurud, namun sebagia

*Keenam :* yaitu serupa Mudroj (Syibhul Mudroj) dari macam-macam Ilmu Hadits,

Qiroah Syibhul Mudroj adalah bacaan yang ditambahkan dalam qiroah-qiroahnya dari sisi tafsir, seperti qiroahnya Sayyidina sa'ad bin Abi Waqqosh
(وَلَهُ أَخٌ أَوْ أُخْتٌ مِنْ أُمٍّ)
*Walahu Akhun Aw Ukhtum min ummin* qiroaah ini di riwayatkan oleh Imam Sa'id bin Mansur.

dan qiroahnya Sayyidina Abdulloh bin Abbas
(لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوْا فَضْلاً مِنْ رَبِّكُمْ فِي مَوَاسِمِ الْحَجِّ)
*Laisa 'alaikum junahum antabtaghu fadllam mirrobbikum fii mawasimil hajji* qiroah ini riwayatkan oleh Imam Albukhori

dan Qiroahnya Sayyidina Abdulloh bin Zubair
(وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُوْنَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَيَسْتَعِيْنُوْنَ بِاللهِ عَلَى مَا أَصَابَهُمْ)
*Waltakum mingkum ummatuy yad'udna ilal khoiri wa ya'muruna bil ma'ruufi wa yanhawna 'anil mungkar,  wa yasta'inuna billahi 'ala maa ashobahum*

Amr berkata : aku tidak tahu apakah itu adalah qiroah Abdulloh bin Zubair atau beliau mentafsiri?, riwayat ini di keluarkan oleh Imam Sa'id bin Mansur, namun Imam Al Anbari memutuskan bahwa itu (wa yasta'inuna billahi 'ala maa ashobahum) adalah tafsirannya.

dan dikeluarkan dari Sayyidina Alhasan bahwasanya iya pernah membaca:
وَإِنَّ مِنْكُمْ إِلاَّ وَارِدُهَا وَالْوُرُوْدُ الدُّخُوْلُ
*Wa inna mingkum illa wariduha wal wurudud dukhulu* Imam Al Anbari mengatakan perkataan *Wal wurudud dukhulu* adalah tafsiran dari Sayyidina Al Hasan untuk makna Alwurud, namun sebagian perawi-perawi keliru, dan menghubungkannya dengan mushaf. lalu orang-orang yang datang setelahnya menyangka bahwa itu adalah bagian dari ayat, sebenarnya bukanlah demikian, tetapi itu adalah tafsiran
—————————
Kitab: Qowaidlul Asasiyyah Fii Ulumil Qur'an (Abuya Assayyid Muhammad Alawi Al Maliki)
diterjemakhan oleh: Abdus Shomad Abu Achmad Dinan

Post a Comment

أحدث أقدم